Saat Pandemi Covid, Properti Masih Menjadi Primadona Investasi

Saat Pandemi Covid, Properti Masih Menjadi Primadona Investasi

Properti dinilai masih menjadi primadona investasi karena memiliki nilai aset yang terus meningkat tanpa banyak mengalami fluktuasi dan risiko yang relatif cukup rendah. Safir Senduk, perencana keuangan di Safir Senduk & Rekan, mengatakan investasi properti dapat memberikan dua keuntungan sekaligus, yaitu pendapatan dari biaya sewa jika pemilik rumah menyewakan huniannya kepada pihak lain dan keuntungan dari penjualan properti ketika pemilik menjual propertinya saat nilainya meningkat.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merilis data realisasi investasi kuartal I/2021 sebesar Rp219,7 triliun atau meningkat 4,3 persen dibandingkan dengan kuartal I/2020 atau year-on-year (yoy). Sektor perumahan dan kawasan industri merupakan satu dari lima sektor usaha utama yang mencatat realisasi investasitertinggi sebesar Rp29,4 triliun (13,4 persen) pada 2021. Berdasarkan Market Behavior Survey yang disusun oleh Indonesia Property Watch (IPW) pada September 2020, sebesar 68,09 persen responden tertarik membeli properti pada masa pandemi Covid-19 dengan beberapa alasan utama, yaitu harga yang lebih murah, penawaran danpromosi menarik dari pengembang, serta rencana angsuran yang fleksibel. Menurut Safir, properti masih menjadi primadona investasi karena memiliki nilai aset yang terus meningkat tanpa banyak mengalami fluktuasi dan risiko yang relatif cukup rendah.

Selain itu, properti menjadi pilihan instrumen investasi yang disarankan pada masa penurunan atau pemulihan ekonomi seperti saat ini, terutama dengan hadirnya promosi serta relaksasi kebijakan yang ditawarkan kepada masyarakat. Baca Juga : Insentif PPN untuk Bisnis Properti, Ini Baru Stimulus Konkret Safir mengutarakan properti adalah pilihan investasi terbaik di segala kondisi ekonomi dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk membeli properti, mengingat adanya relaksasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan kebijakan uang muka 0 persen serta promo-promo dari pengembang yang mungkin tidak tersedia saat ekonomi dalam kondisi normal atau ketika mulai meningkat lagi. “Khusus untuk rumah siap huni, pemilik bisa menyewakan rumah untuk dapat merasakan capital gain secara langsung,” ungkap Safir melalui keterangan tertulis pada Kamis (17/6/2021). Residential Sales Director Swancity Arnold Montana membenarkan bahwa insentif pemerintah memudahkan masyarakat untuk memiliki rumah dan mendongkrak penjualan bisnis properti. “Swancity mampu menghasilkan penjualan sebesar Rp500 miliar pada kuartal pertama tahun ini dan mengalami peningkatan penjualan hingga 60 unit per pekan, dibandingkan dengan sebelum adanya insentif pemerintah dengan hanya 10 sampai 20 unit per pekan,” kata Arnold.

Salah satu jenis properti yang banyak diminati adalah rumah tapak baik dalam bentuk rumah siap huni maupun belum siap huni atau inden, karena memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah bersusun atau apartemen. Jika memilih rumah siap huni, pembeli bisa langsung menempati ataumenyewakan rumah untuk segera mendapatkan penghasilan dari biaya sewa. Baca Juga : Kuartal I, Penjualan Rumah Siap Huni Melonjak, Inden Tertekan “Masyarakat dapat memanfaatkan insentif pemerintah ditambah dengan promo dari pengembang,seperti program Aku Mampu dari Swancity, untuk membeli rumah siap huni di LavonI atau Lavon II dengan harga mulai dari Rp875 juta,” ucapnya. Sementara itu, rumah inden menawarkan harga yang lebih murah dan promo yang lebih menarik, seperti cicilan DP. Namun, menurutnya, pembeli harus selektif dalam memilih lokasi serta pengembang untuk mendapatkan kualitas hidup yang baik dan memiliki nilai rumah yang signifikan pada masa depan. Swancity hadir di Indonesia pada 2017. Dalam waktu 5 tahun, pihaknya telah meluncurkan tiga proyek fenomenal di Indonesia, yaituLavon I, Lavon II, dan Daisan di atas lahan seluas lebih dari 150 hektare hingga 200 hektare. “Sekitar 90 persen unit rumah di Lavon I dan 80 persen unit untuk Lavon II masing-masing telah terjual sejak dipasarkan pada 2017 dan 2018, serta 30 persen untuk Daisan dalam waktu kurang dari setahun,” tuturnya.

Swancity berkomitmen untuk berinvestasi jangka panjang di Indonesia dan membangun ruang hidup yang berkualitas untuk memastikan kebahagiaan dan perkembangan komunitas di dalamnya. “Kami berharap sektor properti Indonesia dapat tumbuh secara signifikan danberkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi bangsa,” ujar Arnold. Selain lokasi, material rumah merupakan poin lain yang patut dipertimbangkan. Rumah dengan material berkelanjutan dan menawarkan konsep greenliving saat ini sedang naik daun. Baca Juga : Pembelian Apartemen untuk Investasi Tetap Berprospek Bagus Rumah sustainable dirancang secara cermat, dilengkapi dengan sistem pencahayaan yang hemat energi, kaca termal,dan perangkat hemat air, namun tetap menawarkan kenyamanan hidup. “Rumah sustainable sangat menarik minat pembeli, terutama mereka yang memahami nilai investasi jangka panjang yang bisa didapatkan, seperti tagihan bulanan (listrik, air) yang rendah dan harga jual kembali yang tinggi. Selain itu, pemilik juga akan menemukan kepuasan dengan pilihan yang bertanggung jawab,” katanya. Swancity, lanjut Arnold, termasuk pengembang yang sangat memperhatikan hal berkelanjutan di dalam pembangunan kawasan huniannya, terbukti dari keberhasilan Daisan mendapatkan sertifikat EDGE yang dikeluarkan oleh International Finance Corporation (IFC), sebuah lembaga di bawah naungan Bank Dunia. Hal ini menujukkan komitmen Swancity untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan, ramah lingkungan, efisien, dan aman bagi penghuninya.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Saat Pandemi Covid, Properti Masih Menjadi Primadona Investasi”,

https://ekonomi.bisnis.com/read/20210617/47/1406912/saat-pandemi-covid-properti-masih-menjadi-primadona-investasi.

Author: Yanita Petriella
Editor : M. Syahran W. Lubis

Bagikan: